Halaman

Selasa, 06 Oktober 2015

Melamun

Jadi melamun yang kupikirkan hanya dirimu, aku hanya mampu terdiam melihat jauh ke jendela, perasaan ini memukulku membuatku terpuruk terjatuh, di relung hati ini mengapa selalu ada dirimu dipikiranku? Penderitaan ini melemahkanku, menyakiti hatiku, menggerus perasaanku sendiri, hingga kepalaku jadi pusing dan pening.

          Lamunanku beriring sejalan dengan pikiranku yang aktif. Pikiran ini menuju tempat terjauh dan tertinggi, perasaan ini menghempaskannya ke tempat paling terbawah, jadinya hati dan badan ini yang sakit.

          Aku tidak mau melamun, tetapi kenapa hati ini merasa bersedih? bila cinta itu ada kenapa harus sesakit ini? kenapa sulit untuk mengungkapkan bahwa perasaan itu jatuh cinta atau jatuh hati? kenapa begitu sulit untuk mengungkapkannya? dan setelah terungkapkan apakah menjamin untuk tidak menjadi sakit lagi? aku heran dengan pikiran aktif ini?

          Perasaan adalah api, dan api itu cenderung bersifat panas, panasnya api yang mampu membakar apapun yang ada di depannya, aku tak mampu untuk tersenyum, karena senyumku itu tertelan oleh api yang membakar perasaanku jua, aneh untuk apa aku jatuh hati tapi hatiku terbakar olehnya, sangat musykil untuk apa aku jatuh cinta tapi perasaanku terbakar oleh baranya, sangat menyakitkan dan menyulitkan untuk tersenyum bahagia, yang ada hanya penderitaan dan kesedihan belaka. Duhai kekasih ikhlaskanlah hatimu untuk meleraikan api yang membakar ini menjadi penerang yang menghangatkan jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar