Halaman

Kamis, 15 Oktober 2015

Kesan

          Ingin kulukiskan suatu keindahan kesan yang mana di dalamnya terdapat hati yang penuh perhatian, di dalamnya ada hati hati terdalam yang menyemangati dan menyembuhkan kelukaannya, di dalamnya adalah perhatian, persahabatan, persaudaraan, penyembuhan.

          Duhai hati, engkau laksana rukh yang apabila saling mengenal maka akan saling bersahabat, dan bila tidak saling mengenal, maka akan saling bermusuhan. Itulah kenapa, hati itu ibaratkan rukh, mengenali satu sama lain, atau bermusuhan satu sama lain. Tiada pilihan untuk saling bermusuhan, karena kesan keindahan saling memberi saling menerima saling menasihati saling melengkapi, hakikat manusia adalah menghargai dan menghormati maka kebahagiaan jiwa akan datang menghampirinya.

          Sungguh perhatian itu ibarat obat, kadang manis, kadang pahit, tapi sampainya itu menuju ke hati, damai dan membahagiakan jiwa.

          Ingin kusampaikan terima kasih atas perhatian yang telah tersampaikan, karena damainya telah menyejukkan hati, seolah kesedihan atau penderitaan lenyap seketika, itulah saktinya suatu perhatian, kesannya telah mampu menembus jiwa, kalimat-kalimatnya menjadi pengobat duka yang lara, dan kesadarannya mengingatkan untuk bertambah baik dari sebelumnya, itulah harapan yang baik untuk sesuatu yang terbaik.

          Kesan hati adalah baik, untuk jenis wanita diibaratkan sesuatu yang cantik, untuk jenis laki-laki diibaratkan laki-laki yang baik hati. Karena kecantikan atau kebaikan berasal dari hati yang terbit sumber muasalnya kebaikan dan kecantikan, kebaikan bersifat rohani sementara kecantikan bersifat alami, di antara keduanya akan memunculkan kerendahan hati atau keangkara-murkaan hati pula, mana yang lebih dominan? kebaikannya atau malah kesombongannya? Itulah jiwa manusia bersifat bolak-balik.

          Jika mendapat pujian malah menjadi tinggi hati, alamat nerakalah tempat tinggalnya kelak, bila mendapat pujian ia merendahkan hati, alamat surgalah tempat tinggalnya kelak, itulah hukum tuhan, karena kesombongan adalah selendang-Nya, maka tak sepantasnya manusia menginginkan yang bukan menjadi hak nya.

          Seperti ilmu padi semakin berisi semakin menunduk, seperti hati hati yang terberkati, semakin hadir semakin dicintai dan semakin dihormati serta semakin dihargai. allahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar