Halaman

Selasa, 13 Oktober 2015

Hebat

          Aku ingin menjadi orang yang hebat melebihi kehebatan orang-orang yang membenciku? tapi pertanyaannya kenapa harus orang yang membenci? karena orang yang membenci tuh jujur apa adanya, melihat kekurangan kita dengan mata analisisnya yang tajam, dia tidak akan mengakui kelebihan yang kita miliki, dia hanya mengakui kelemahan serta kekurangan sahaja. Bila dia bertindak tak kan pernah ragu-ragu melakukannya, sedangkan kebaikan ataupun keburukan dia tak bisa melihatnya, yang dia lihat hanyalah kekurangan, keburukan dan kelemahan, jangankan untuk kebaikan, kemarahan pun siap untuk ditumpahkannya.

          Aku ingin menjadi manusia super hebat yang menempatkan kebencian atau kecintaan jadi satu landasan alasannya, hanya bahan bakar rasa itu mudah habis, cepat terbakar emosi dan mudah sekali untuk selalu bersedih, tak ada manusia yang abadi, hanya tekad kehebatan yang bisa mengikis kesempitan jiwa yang menghimpit.

          Perlawanan cita-cita jadi alternatif pembanding emosi, tekad hati yang bersedih dengan kehendak jiwa untuk menjadi hebat dengan sendirinya bahwa ilmu pengetahuan dan pengalaman adalah kekuatan terpadu untuk memahaminya.

          Kehebatan keduanya adalah afirmatif dan konfirmatif, sehingga loncatan-loncatan energinya tidak beraturan, sehingga konflik batin dan konflik hati bersamaan terjadi, di satu sisi kepekaan batin meningkat, di satu sisi kepekaan jiwa mengangkat, sehingga energi panas yang dilontarkan terasa menghempas dan meluluhlantankan perasaan.

          Kekuatan yang sangat besar itu adalah kehendak menjadi kuat dan hebat, di atas nama cinta, di atas nama benci kekuatannya itu setara dengan kehebatannya yang sangat luar biasa sekali. Dan kehebatan itu tak akan kau temukan kecuali kau sadari dan kau lembutkan sendiri, karena kekuatan energi yang keluar membutuhkan pantulan untuk dapat melihatnya dengan jelas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar