Halaman

Senin, 09 November 2015

Ketika Allah Memberikan Kesempatan Untuk Bersedih...

KETIKA Allah memberikan kesempatan untuk bersedih, pergunakanlah sebaik-baiknya sebab pada saat itulah kita mendalami satu ilmu berkedudukan tinggi di sisi-Nya. Ialah kesabaran, sebuah proses mendewasakan lahir-batin untuk menyantunkan hati dalam berkarib ajar renung bahwa adakalanya tetes air mata menjadi doa peneduh cinta.

Bukankah kesedihan ialah cara yang disediakan Allah untuk bersyukur atas kepemilikan air mata. Percayalah, lebih baik menyurat segala nestapa lewat tetes air mata sebab air mata ialah cerita yang tak mampu dibahasakan oleh kata-kata. Biarlah bulir-bulir yang berjatuhan menjadi petanda, selalu ada yang terungkapkan meski kadang tiada terucapkan dan segala yang diungkapkan dalam ketiadaan ucapan menjadi keyakinan, “bahwa kepasrahan batin ialah jarak tempuh terdekat untuk mencapai kedamaian.”

Ada saat-saat jenuh dengan keadaan, lalu terpikir; apa arti sebuah kehidupan? Pada saat terjadi demikian cobalah pahami satu perkara, kita tidak tahu betapa berartinya kehidupan sampai kita terpisahkan dari seseorang yang hidup di dalam hati kita. Seorang terkasih yang telah memberikan cinta hingga tak mampu menghimpunnya dalam kosakata. Ketika seseorang itu telah tiada, barulah kita mengerti tak ada yang lebih sempurna selain kenangan, sebab ada ingatan perihal perjalanan pahit-manis kehidupan yang menuntun kita menuju keberadaan meski nyatanya telah termakna ketiadaan.

Kita mengatakan kenangan itu ada, namun sesungguhnya itu tiada. Kesedihanlah yang mengajari kita untuk membuatnya ada dan abadi di dalam dada. Lalu sudah berapa banyak kenangan yang bertumbuhkembang di dada kita; menjadi cinta sebelum akhirnya bertunas dalam tetes air mata, karena tersadar seseorang yang menumbuhkannya kini telah tiada.

Ada rahasia yang barangkali belum disadari hingga detik ini, “jangan pernah berpikir dirimu dapat langsung menuju kesedihan, karena apabila menurut Allah dirimu layak diberi amanah menanggung beban kesedihan, di saat itulah kesedihan yang akan datang padamu.”

Sesungguhnya Allah tak akan memberi kesedihan melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Sadarilah, Allah tidak memiliki keinginan apa pun selain melihat apakah harapan besar atas keyakinan-Nya bahwa dirimu memang pantas dibebani kesedihan dengan ketabahan luar biasa itu benar adanya, jika hal itu terjadi segenap penghuni surga akan menaruh rasa hormat padamu, sebab dirimu menyadari segala sesuatu yang ada di dunia hanyalah milik Allah dan kepada-Nya semua akan kembali. []

Penulis:  Arief Siddiq Razaan, 08 November 2015
[*] Sebuah catatan cinta, untuk almarhum kakek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar